Pengertian dan tujuan Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu
filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi)
dari kita sendiri. Maksudnya, Pengetahuan
merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan dengan membuat
struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk
pengetahuan tersebut. Teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap seseorang yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya
dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan
fasilitasi dari orang lain.
Dapat disimpulkan bahwa
teori ini memberikan keaktifan
terhadap siswa untuk belajar
menemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau teknologi, dan hal lain yang
diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri.
Adapun tujuan dari teori ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.
4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Adapun tujuan dari teori ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri.
2. Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya.
3. Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap.
4. Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri.
Ciri
- ciri pembelajaran secara Konstruktivisme
Adapun ciri-ciri pembelajaran secara
konstruktivisme antara lain :
1. Memberi peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya
1. Memberi peluang kepada siswa untuk membina pengetahuan baru melalui penglibatan dalam dunia sebenarnya
2.
Menyokong pembelajaran secara koperatif bagi siswa
3.
Membuat siswa bertanya dan berdialog dengan guru
4.
Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses yang sama pentingnya dengan hasil
pembelajaran
5.
Memberikan evaluasi kepada siswa melalui tugas.
Prinsip - prinsip Konstruktivisme
Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah :
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar
3. Siswa aktif mengkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar
5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
6. Struktur pembelajaran seputar konsep utamanya sebuah pertanyaan
7. Mencari dan menilai pendapat siswa
8.Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Secara garis besar, prinsip-prinsip Konstruktivisme yang diterapkan dalam belajar mengajar adalah :
1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri
2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa sendiri untuk menalar
3. Siswa aktif mengkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah
4. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar
5. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa
6. Struktur pembelajaran seputar konsep utamanya sebuah pertanyaan
7. Mencari dan menilai pendapat siswa
8.Menyesuaikan kurikulum untuk menanggapi anggapan siswa.
Dari
semua itu hanya ada satu prinsip yang paling penting adalah guru tidak boleh
hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun
pengetahuan didalam benaknya sendiri.
Kelebihan dan kelemahan teori Konstruktivisme
a. Kelebihan
1. Siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjadi ide dan membuat keputusan.
2. Siswa akan lebih mengerti dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.
3. Siswa akan lebih lama ingat suatu konsep
4. Siswa dapat berinteraksi dengan baik
a. Kelebihan
1. Siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, menjadi ide dan membuat keputusan.
2. Siswa akan lebih mengerti dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi.
3. Siswa akan lebih lama ingat suatu konsep
4. Siswa dapat berinteraksi dengan baik
b.
Kelemahan
Kekurangan atau kelemahan dari teori ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung.
Kekurangan atau kelemahan dari teori ini mungkin bisa kita lihat dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung.
Hubungan Konstruktivisme dengan teori belajar lain
Adapun hubungan teori Konstruktivisme dengan teori-teori belajar lainnya antara lain terhadap :
1. Teori
Belajar Konsep
Dalam teori belajar konsep ini dipengaruhi atau didasari oleh filsafat kostruktivisme. Konstruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan dibentuk oleh siswa yang sedang belajar, dan teori perubahan konsep yang menjelaskan bahwa siswa mengalami perubahan konsep terus menerus, sangat berperan dalam menjelaskan mengapa seorang siswa bisa salah mengerti dalam menangkap suatu konsep yang ia pelajari.
Dalam teori belajar konsep ini dipengaruhi atau didasari oleh filsafat kostruktivisme. Konstruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan dibentuk oleh siswa yang sedang belajar, dan teori perubahan konsep yang menjelaskan bahwa siswa mengalami perubahan konsep terus menerus, sangat berperan dalam menjelaskan mengapa seorang siswa bisa salah mengerti dalam menangkap suatu konsep yang ia pelajari.
2. Teori
Skema.
Menurut
teori ini, pengetahuan disimpan
dalam suatu paket informasi, atau sekema yang terdiri dari konstruksi mental
gagasan kita. Teori ini lebih
menunjukkan bahwa pengetahuan kita itu tersusun dalam suatu skema yang terletak
dalam ingatan kita. Dalam belajar,
kita dapat menambah skema yang ada sihingga dapa t menjadi lebih luas dan
berkembang.
3. Behaviorisme, dan Maturasionisme
Konstruktivisme berbeda dengan Behavorisme dan Maturasionisme. Bila Behaviorisme menekankan keterampilan sebagai suatu tujuan pengajaran, Konstruktivime lebih menekankan pengembangan konsep dan pengertian yang mendalam. Sedangkan Maturasionisme lebih menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan langkah–langkah perkembangan kedewasaan.
Konstruktivisme berbeda dengan Behavorisme dan Maturasionisme. Bila Behaviorisme menekankan keterampilan sebagai suatu tujuan pengajaran, Konstruktivime lebih menekankan pengembangan konsep dan pengertian yang mendalam. Sedangkan Maturasionisme lebih menekankan pengetahuan yang berkembang sesuai dengan langkah–langkah perkembangan kedewasaan.
Implikasi teori Konstruktivisme pada pembelajaran
Adapun
implikasi teori konstruktivisme pada pembelajaran antara lain :
·
Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu
materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang
belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali. Hal
ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi kepada sisiwa
dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak
harus diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha
yang keras para sisiwa sedirilah para siswa akan betul-betul memahami suatu
materi yang diajarkan.
·
Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya,
sehingga pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa
sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para sisiwa harus dapat secara aktif
mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka
kognitifnya.
·
Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami
model-model mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan
penalaran yang dikembangkandan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung
model-model itu.
·
Kurikulum dirancang sedemikian rupa sehingga
terjadi situasi yang memungkinkan pengetahuan dan keterampilan dapat dikonstruksi
oleh peserta didik.
·
Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan
melalui belajar kelompok dengan
menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.
·
Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat
menemukan cara belajar yang
sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang
membuat situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi pengetahuan pada diri
peserta didik.
Sedangkan pandangan
Konstruktivisme tentang belajar adalah sebagai berikut:
1) Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan non objektif, bersifat temporer, selalu berubah dan tidak menentu.
2) Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari dari pengalaman konkrit, aktifitas kolaborasi, refleksi dan interpretasi.
3) Siswa akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pengalamannya dan perspektif yang didalam menginterpretasikannya.
1) Konstruktivisme memandang bahwa pengetahuan non objektif, bersifat temporer, selalu berubah dan tidak menentu.
2) Belajar adalah penyusunan pengetahuan dari dari pengalaman konkrit, aktifitas kolaborasi, refleksi dan interpretasi.
3) Siswa akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergantung pengalamannya dan perspektif yang didalam menginterpretasikannya.
sangat bermanfaat , terimakasih banyak ka
BalasHapus