Rabu, 06 Juni 2012

MASALAH-MASALAH ANAK DALAM BELAJAR DAN CARA MENGATASINYA


A.  Masalah-masalah belajar anak
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat kelancaran proses belajar yang dilakukan individu tersebut. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan individu tersebut dan dapat juga berkenaan dengan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa murid-murid yang pandai atau cerdas. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu :

Motivasi Belajar


Definisi
Teori Kebutuhan Maslow, termasuk konsep aktualisasi diri yang ia definisikan sebagai keinginan untuk mewujudkan kemampuan diri atau “keinginan untuk menjadi apapun yang seseorang mampu untuk mencapainya.”. Aktualisasi diri ditandai dengan penerimaan diri dan orang lain, spontanitas, keterbukaan, hubungan dengan orang lain yang relatif dekat dan demokratis, kreativitas, humoris, dan mandiri pada dasarnya, memiliki kesehatan mental yang bagus atau sehat secara psikologis. Maslow menempatkan perjuangan untuk aktualisasi diri pada puncak hierarki kebutuhannya, hal ini berarti bahwa pencapaian dari kebutuhan paling penting ini bergantung pada pemenuhan seluruh kebutuhan lainnya. Kesukaran untuk memenuhi kebutuhan ini di akui oleh Maslow, yang memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 1 persen orang dewasa yang mencapai aktualisasi diri.

Pengertian Belajar dan Perubahan Perilaku dalam Belajar



Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) menyebutkan bahwa sebagian terbesar perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar. Lantas, apa sesungguhnya belajar itu ?
Di bawah ini disampaikan tentang pengertian belajar dari para ahli :
  • Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.
  • Witherington (1952) : “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
  • Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”.
  • Hilgard (1962) : “belajar adalah proses dimana suatu perilaku muncul perilaku muncul atau berubah karena adanya respons terhadap sesuatu situasi”
  • Di Vesta dan Thompson (1970) : “ belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap sebagai hasil dari pengalaman”.
  • Gage & Berliner : “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”

TEORI PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME


Pengertian dan tujuan Konstruktivisme         
            Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan adalah bentukan (konstruksi) dari kita sendiri. Maksudnya, Pengetahuan merupakan hasil dari konstruksi kognitif melalui kegiatan dengan membuat struktur, kategori, konsep, dan skema yang diperlukan untuk membentuk pengetahuan tersebut. Teori Konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan kebebasan terhadap seseorang yang ingin belajar atau mencari kebutuhannya dengan kemampuan untuk menemukan keinginan atau kebutuhannya tersebut dengan bantuan fasilitasi dari orang lain.

Minggu, 03 Juni 2012

Pembelajaran Berbasis Masalah


PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TERHADAP  MATERI PELAJARAN MATEMATIKA
Musthafa Bashir
FKIP Pendidikan Matematika UNLAM Banjarmasin

Dalam pendidikan matematika peran guru dalam pembelajaran tidak hanya sebagai sarana transfer ilmu dari guru ke murid, tetapi murid juga harus mampu untuk memahami suatu masalah yang berhubungan dengan pembelajaran yang dihadapinya. Untuk itu dibutuhkan suatu pendekatan ataupun model pembelajaran yang mampu untuk meningkatkan kemampuan pemahaman siswa di dalam pembelajaran matematika. Untuk itu penggunaan model pembelajaran berbasis masalah dirasakan bagus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran matematika.